KOMPAS DAN SISTEM
KEMUDI
SOAL 1
- a. Tuliskan rumus Deviasi Total dari Airy dan Archibald Smith! Bagaimana sifat Deviasi dari masing-masing bagian rumusan tersebut?
Jawab
:
Rumusnya
:
d = A + B Sin HP + C Cos HP + D Sin 2 HP + E Cos 2 HP
Sifat
Deviasinya, adalah :
A
= tetap
Sin
HP dan C Cos HP = Semi Sirkuler (180o)
D
Sin 2 HP dan E Cos 2 HP = Kuadrantal (90o)
b. Sebutkan berbagai sebab yang non-magnetik dari
keefisienan A!
Jawab
:
- A tidak terkait dengan Z1 dan tidak tergantung dari lintang, sebab H dan I tidak terdapat dalam rumus A, maka dari itu A merupakan kesalahan konstan (tetap).
- A ditimbulkan oleh magnetisme transient di dalam besi lunak horisontal yang non-simetris, maka untuk pedoman yang diletakkan di pertengahan kapal (bidang limas/linggi) biasanya sangat kecil.
- Nilai A yang sangat besar pada umumnya merupakan akibat dari kesalahan instrument (non-magnetis) ialah : jika garis U/S mawar pedoman tidak berjalan sejajar dengan arah jarum pedoman.
- Nilai A disebabkan oleh kesalahan kolimasi pada mawar pedoman,
rumus
A =
- a. Apakah simpangan senget itu? Tuliskan rumusnya!
Jawab
:
Simpangan
senget adalah perubahan Deviasi yang disebabkan oleh senget kapal (Ss
– St)
Rumusnya
:
Ss – St =
(-) J . S . Cos Z1
Ss =
Deviasi Pada kapal senget
St =
Deviasi pada kapal tegak
J =
Koefisien senget
b. Apakah koefisien senget itu? Tuliskan rumusnya!
Gaya-gaya magnetic manakah yang bekerja di sini?
Jawab
:
Kofisien
senget adalah simpangan senget pada halauan U/S untuk senget 1o
Gaya-gaya
magnetic yang bekerja :
- Gaya melintang akibat gaya R yaitu : R.S
- Gaya melintang akibat magnetisme transient di dalam batang K yaitu : K.V.S
- Gaya melintang akibat magnetisme transient di dalam besi lunak horisontal melintang e.V yaitu : e.V.S
Jadi
di dalam jarum pedoman bekerja suatu gaya melintang akibat dari gaya
vertikal di kapal yang senget sebesar :
RS
+ KVS + –eVS
c. Bagiamanakah sifat deviasi yang ditimbulkannya?
Jawab
:
Pada
halauan utara (Cos Z1 = Cos 0o = +1) pada
senget ke kanan (S = positif) dan nilai (+) dari J akan menghasilkan
deviasi/simpangan senget ke barat (-)
- Meskipun kompas magnet sudah ditimbal dengan baik, namun nilai deviasi harus selalu diperiksa kembali selama kita berlayar. Apakah alasannya? (Jelaskan secukupnya dengan gambar)!
Jawab
:
Alasannya
karena : dalam besi-besi kapal terdapat magnetik permanen, remanen
dan transient. Pada magnetik remanen mempunyai sifat lambat datang
lambat hilang, maka setiap perubahan halauan harus diperiksa kembali.
G
UM/UP
ambar :
UM
UP
UM/UP
UM
UP
- Bagaimana kita menimbal koefisien C? Secara teknis operasional? (jelaskan secukupnya dengan gambar)!
Jawab
:
UP
UM
Pasang
korektor Q
R
- HP = 0 (sementara)
Bm
rambu = 060o
Bp
rambu = 070o -
Deviasi
= -10o
Hm = 000 (UM)
Deviasi = -10o
Hp = -10o
- Kapal diputar 10o ke kanan hingga menunjuk 010o, artinya Hm = 000o
- Pasanglah / geserlah koreksi Q yang akan memutar pedoman 10 ke kanan untuk menghilangkan deviasi sehingga :
Hp
menunjuk 010o –
10o = 000o
maka deviasi = nol
Gambar
:
- Hp = 180o (sementara)
Bm
rambu = 060o
Bp
rambu = 048o -
Deviasi = +
12o
- Hm = 180o
Deviasi = +
12o -
Hp = 168o
Putarlah
kapal 12o ke kiri
hingga menunjuk 168o
artinya HM = 180o
- Jauhkan korektor Q hingga menjadi ½ x 12o = 6o artinya mawar pedoman diputar 60o ke kiri, sehingga Hp menunjuk 168o + 6o = 174o maka koefisien C = nol.
- a. Sistem apakah yang dipakai untuk merubah edaran lingkaran (dari poros gasing) menjadi edaran elips di angkasa?
Jawab
:
Sistem
yang digunakan untuk merubah edaran lingkaran menjadi edaran elips
diangkasa yaitu dengan menggunakan sistem control element, contohnya
sperry yang menggunakan mercury balliatic sebagai control element
pada poros gasingnya, sehingga effect menimbulkan presisi pertama
(K1) dan presisi
kedua (K2) yang
menimbulkan peredaman dengan faktor peredaman = 66 2/3 % untuk ½
ayunan (oseilasi).
Gambar
:
A – C = ½
oseilasi (sebelum peredaman)
elips
Mercury
Effect =
Faktor
peredaman =
66
2/3 % untuk ½ ayunan (oseilasi)
b. Untuk merubah edaran elips menjadi edaran spiral,
maka sistem yang digunakan adalah control element dan hasil dari
oseilasi control element kemudian diredamkan dengan faktor peredaman
66 2/3 % sehingga edaran elips menjadi edaran spiral.
Jawab
:
Gambar
:
- A – C = ½ oseilasi, misalnya A = 30o maka setelah ½ oseilasi akan menjadi 10o dan seterusnya 3 1/3 sampai 0o, karena faktor peredaman 66 2/3 % (damping) spiral
- a. Jelaskan secara singkat prinsip/teori yang dikembangkan dalam sistem kemudi kapal secara otomatis (Auto-Pilot)!
Jawab
:
Prinsip/teori
yang dikembangkan dalam sistem kemudi Auto-Pilot adalah dengan
memanfaatkan teori jembatan “Wheatstone” (Wheatstone’s Bridges)
pada rangkaiannya, dimana pada dasarnya adalah berawal pada “Hukum
Kirchoff” tentang arus listrik yang datang dari beberapa sumber
melalui suatu titik.
b. Mengapa pada laut yang berombak tidak
diperkenankan menggunakan kemudi otomatis?
Jawab :
Karena
: pada rangkaian system auto pilot rangkaiannya sangat peka terhadap
temperatur (misalnya kumparan / ketahanan) dan menggunakan
potensiometer, artinya akan menimbulkan panas dan memudahkan aus dari
komponen tersebut. Oleh karena itu pada laut berombak tidak
diperkenankan menggunakan kemudi otomatis, karena halauan kapal akan
sering berubah-ubah, dengan demikian “Auto Pilot” akan bekerja
secara berlebihan sehingga dimungkinkan terjadinya kerusakan komponen
secara dini.
SOAL 2
- a. Rumus Deviasi Total dari Airy dan Archibald Smith adalah :
Jawab
:
Rumusnya
:
d = A + B Sin HP + C Cos HP + D Sin 2 HP + E Cos 2 HP
A
= tetap
B
Sin HP dan C Cos HP = Semi Sirkuler
D
Sin 2 HP dan E Cos 2 HP = Kuadrantal
b. Sebab-sebab non-magnetik dari koefisien A :
Jawab
:
- Salah kolimasi.
- Jika garis layar tidak tepat menunjuk garis membujur kapal (tidak terletak dibidang lunas).
- Jika kapal berputar/swinging terlalu cepat.
- Jika pelorus yang dipakai dalam penentuan deviasi garis U/S mawarnya tidak sejajar dengan garis lunas.
- a. Magnetisme transient adalah magnetisme yang diinduksikan di dalam besi lunak.
Jawab
:
Sifatnya
: sekilas (cepat datang cepat hilang).
Pengaruhnya
: Gaya berubah menurut halauan kapal.
Cara
penimbalannya : Batang flinders dan bola-bola (korektor D).
b. Dalam hal “Full Compensation” harus dilakukan
:
Jawab
:
- Pada saat kapal selesai dibangun (kapal baru) turun dari galangan / setelah melakukan dock besar (special survey).
- Bila bangunan kapal bagian atas mengalami perubahan yang cukup besar, misalnya : perubahan konstruksi batang pemuat, adanya pemasangan generator darurat di atas deck, merubah kapal misalnya dari jenis Roro ke jenis Feeder (container).
- Bila setelah sekian lama kapal tidak beroperasi.
- Setelah kapal mengalami kebakaran cukup besar.
c. “Gaussin Error” adalah
Jawab
:
“Gausine
Error” adalah perubahan nilai deviasi yang terjadi dikarenakan pada
saat kapal merubah halauan. Hal ini terjadi karena pada saat kapal
merubah halauan terjadi pusaran arus medan magnet disekitar pedoman
sehingga mempengaruhi magnetisme transient disekitarnya.
Cara
menetralisir : dengan cara penimbalan ulang yaitu dengan batang
flinders dan bola-bola (korektor D).
- a. Kelebihan sistem ini dibanding dengan “Top Heavy Control” adalah :
Jawab
:
- Tidak terjadi kesalahan lintang
- Hanya ada koreksi kecepatan dan halauan
b. Kesalahan yang mungkin terjadi pada pedoman gasing
adalah :
Jawab
:
- Kesalahan halauan dan kecepatan
- Kesalahan peredaman / kesalahan lintang
- Kesalahan balistik
- Kesalahan ayunan
- Kesalahan konstan
c. Syarat “Gyro-Composs” menurut Solas 1974 :
Jawab
:
“Bahwa
kapal yang mempunyai GRT 1600 GT dan berlayar dengan route
international, disamping dilengkapi dengan pedoman magnet harus juga
dilengkapi dengan pedoman/Gyro Composs.
- Alasan nilai deviasi harus selalu diberikan kembali selama kita berlayar adalah :
Jawab
:
Karena
dalam besi-besi kapal terdapat magnetik permanen, remanen dan
transient. Pada magnetik remanen mempunyai sifat lambat datang lambat
hilang, maka setiap perubahan halauan harus diperiksa kembali.
Gambar
:
- a. Sistem yang dipakai untuk merubah edaran lingkaran menjadi edaran ellips di angkasa adalah :
Jawab
:
Sistem
gerakan 2 bebas 1 terbatas sehingga timbul presisi dan edaran berupa
ellips.
b. Untuk merubah edaran ellips menjadi edaran spiral
adalah : menggunakan system peredam.
- a. Prinsip/teori yang dikembangkan dalam sistem kemudi kapal secara otomatis (auto pilot) adalah :
Jawab
:
Dengan
memanfaatkan teori jembatan wheatstone bridges pada rangkaian, dimana
pada dasarnya adalah berawal pada Hukum Kirchoff tentang arus listrik
yang dattang dari beberapa sumber dan melalui satu titik.
b. Pada laut yang berombak tidak diperkenankan
menggunakan kemudi otomatis :
Jawab
:
Karena
pada rangkaian sistem auto pilot rangkaiannya sangat peka terhadap
temperatur (kemampuan/ketahanan) dan menggunakan potensiometer,
artinya bola bekerja secara simultan, gesekan yang terjadi akan
menimbulkan panas dan memudahkan arus dari komponen tersebut.
Di
samping hal tersebut di atas pengemudian secara otomatis gerakannya
sangat lamban untuk kembali kedudukannya semula bila ada pengaruh
gaya-gaya dari luar, bilamana pengaruh dari luar sangat besar secara
beruntun akan sangat membahayakan kondisi/ stabilitas kapal.
SOAL 3
- a. Faktor-faktor apa sajakah yang dapat mempengaruhi sifat “peka” pada piringan pedoman.
Jawab
:
- Moment magnet yang besar yaiatu panjang magnet batang dan kekuatan kutub-kutub magnetnya cmj . k = m x a
- Intensitas horisontalnya H = T x Cos L
- Lebih ringan lebih peka
- Ujung semat makin tajam makin peka
b. Bagaimanakah syarat-syarat ketel pedoman yang baik
itu.
Jawab
:
- Tidak boleh mengandung magnet
- Pada saat kapal dalam keadaan diam, tutup kaca bagian atas bening dan datar
- Posisi ketel pedoman tidak boleh menyentuh bagian pedoman lain dalam setiap keadaan apapun, agar setiap saat dapat mengayun dengan bebas
- Semat/pasak pedoman harus benar-benar terpasang vertikal di tengah ketel pedoman
- Tuas/poros pada kaca bening untuk menempatkan pesawat baring harus tetap di titik pusat piringan/mawar pedoman
- Garis layar tepat pada bidang lunas tinggi kapal
- a. Jenis magnetisme kapal manakah yang tidak dapat ditimbal? Apakah alasannya?
Jawab
:
Yaitu
: magnetisme remanen, karena bersifat sementara (lambat datang lambat
hilang).
b. Kapan timbulnya deviasi oleh pengaruh magnetisme
ini?
Jawab
:
Yaitu
:
- Berlayar dalam waktu lama dengan halauan tetap
- Pada saat merubah halauan
c. Apakah konsekuensi/kesimpulan kita dalam hal ini?
Jawab
:
Yaitu
: dengan merubah halauan kapal 360o
untuk memperkecil deviasi.
- Apakah maksud
- Inertia
Jawab
:
Adalah
suatu gaya yang dimiliki oleh suatu/sebuah gasing yang berputar untuk
mempertahankan kedudukan terhadap angkasa.
- Precession
Jawab
:
Adalah
penyimpanan atas perubahan kedudukan poros Gyroscope yang disebabkan
oleh pengaruh gaya (kopel) dari luar, dimana arah penyimpangan
tersebut tegak lurus terhadap gaya kopel yang mempengaruhinya.
- Tilting
Jawab
:
Adalah
perubahan sudut yang terjadi/terbentuk antara permukaan bumi dengan
poros Gyroscope dalam arah vertikal yang disebabkan oleh adanya
komponen horisontal dari permukaan bumi.
- Driffina
Jawab
:
Adalah
perubahan sudut yang terbentuk/terjadi antara garis meridian bumi
dengan poros Gyroscope dalam arah horisontal yang disebabkan oleh
adanya komponen vertikal dari permukaan bumi.
- Ditinjau dari konstruksinya, proses manakah yang ditempuh sebuah Gyroscope, sehingga akhirnya dapat dipakai menjadi kompas/gyro? (ingatlah : perubahan bentuk edaran ujung poros gasing di angkasa)?
Jawab
:
Cara
gyroscope dapat digunakan sebagai pedoman di kapal adalah dengan cara
menggabungkan (mengkombinasikan) sfiat-sifat bumi yaitu dengan
menggunakan prinsip-prinsip tersebut dipasanglah bejana air raksa
pada sumbu putar dengan arah tegak lurus mendatar terhadap roda
gyroscope oleh karena pengaruh sangat senget pada waktu bumi berotasi
maka pembagian air raksa pada tiap bejana menjadi tidak merasa
sehingga menimbulkan procasi vertikal, gaya procesi inilah yang
mengarahkan gyroscope menunjukkan ke arah meridian bumi.
- a. Jelaskan secara singkat prinsip/teori yang dikembangkan dalam sistem kemudi kapal secara otomatis (Auto pilots)?
Jawab
:
Dengan
memanfaatkan teori jembatan wheatstone bridges pada rangkaian, dimana
pada dasarnya adalah berawal pada Hukum Kirchoff tentang arus listrik
yang dattang dari beberapa sumber dan melalui satu titik.
b. Mengapa pada laut yang berombak tidak
diperkenankan menggunakan kemudi otomatis?
Jawab
:
Karena
pada rangkaian sistem auto pilot rangkaiannya sangat peka terhadap
temperatur (kemampuan/ketahanan) dan menggunakan potensiometer,
artinya bola bekerja secara simultan, gesekan yang terjadi akan
menimbulkan panas dan memudahkan arus dari komponen tersebut.
Di
samping hal tersebut di atas pengemudian secara otomatis gerakannya
sangat lamban untuk kembali kedudukannya semula bila ada pengaruh
gaya-gaya dari luar, bilamana pengaruh dari luar sangat besar secara
beruntun akan sangat membahayakan kondisi/ stabilitas kapal.
No comments:
Post a Comment