Wednesday, January 15, 2014

KOMPAS DAN SISTEM KEMUDI

KOMPAS DAN SISTEM KEMUDI


1. a. Tilting adalah perubahan sudut yang terjadi antara permukaan bumi (arah horizontal) dan poros gyroscope dalam arah vetical yang disebabkan oleh komponen horizontal dari putaran bumi.
b. Drifting adalah perubahan sudut yang terjadi antara garis meridian bumi dengan poros gYroscope dalam arah horizontal yang disebabkan oleh komponen vertikal dari putaran bumi.
c. Praesesi adalah apabila sebuah gasing mendapat gaya dari luar, maka gasing akan bergerak/menyimpang dengan arah tegak lurus terhadap gaya tersebut.
d. Inertia adalah suatu gaya yang dimiliki oleh sebuah gasing untuk mempertahankan kedudukannya terhadap angkasa raya.


2. a. Kesalahan garis layar pada pedoman magnit adalah kesalahan yang terjadi apabila letak garis layar tidak sejajar dengan garis lunas kapal.
b. Cara memeriksa ketepatan garis layar :
1. Pada pedoman yang diletakkan tepat di atas bidang lunas linggi kapal:
a. Didirikan sebuah tonggak kayu, tepat di atas lunas linggi di depan pedoman pada jarak yang cukup , misalnya di ujung haluan.
b. Baringlah tonggak tersebut dan pada saat yang sama lihatlah penunjukan skala derajat oleh garis layar.
c. Bila kedua ujung penunjukan adalah sama, berarti letak garis layar sudah tepat.
2. Pada pedoman yang diletakkan tidak pada lunas linggi kapal :
a. Tentukan jarak melintang pedoman ke bidang lunas linggi.
b. Dirikan sebuah tonggak kayu pada suatu jarak yang cukup jauh di depan pedoman pada jarak melintang dari lunas linggi yang sama dengan jarak pedoman ke lunas linggi.
c. Baringlah tonggak tersebut, dan pada saat yang sama lihatlah penunjukan skala derajat oleh garis layar.
d. Bila kedua penunjukan sama, maka letak garis layar sudah tepat.

3. a. Hukum Gasing I :
Poros suatu gasing yang berputar sangat cepat, yang terpasang bebas dalam 3 bidang , salah satu ujung porosnya akan menunjuk ke suatu titik tetap di angkasa.
Hukum Gasing II :
Apabila poros sebuah gasing yang berputar sangat cepat bekerja suatu kopel, maka poros itu tidak bergerak dalam bidang kopel tersebut, melainkan bergerak ke suatu arah yang tegak lurus terhadapnya.
b. Cara memanfaatkan gyroscope agar dapat dipergunakan sebagai pedoman gasing :
Dengan cara mengkombinasikan antara sifat –sifat gyroscope dan sifat-sifat bumi, yaitu dengan 2 tingkat kebebasan dan tingkat kebebasan ketiga yang terbatas. Dengan cara ini diusahakan agar poros gasing mendatar dan mengarah ke kutub utara bumi. 2 sistem yang digunakan untuk kepentingan tersebut adalah “Top heavy controlled gyro-scope” dan “Bottom heavy controlled gyro-scope”.

4. a. Alat-alat penimbal pedoman magnit yang akan digunakan untuk maksud penimbalan :
1. Magnet – magnet tetap :
- Korektor P (Batang C)
- Korektor Q (Batang B)
2. Batang-batang flinder (Flinder bars)
3. Korektor D
4. Magnet senget.
b. Hal-hal yang harus dilakukan agar kapal siap dilakukan penimbalan :
1. Kapal harus duduk tegak, juga pada penimbalan simpangan senget.
2. Kapal harus diusahakan duduk dengan sarat rata-rata (even keel)
3. Semua bagian besi harus berada di tempat-tempat seperti keadaan sedang berlayar. Atau dengan kata lain, kapal harus siap laut secara magnetis.
4. Kapal tidak boleh berada di dekat massa besi yang besar seperti : dok, tongkang, pabrik, dan sejenisnya.

5. a. Prosedur memutar kapal dalam proses penimbalan :
1. Pada waktu kapal sedang berlayar, kemudikan haluan Utara (000) dan stel magnet senget sehingga memperoleh oscilasi yang minimum.
2. Rubah haluan menjadi 090 (Timur). Setelah berhaluan 090 lebih dari 2 menit, ambil atau pasang atau gerakkan ke depan/belakang batang magnet B (Korektor P) untuk menjadikan deviasi = 0 (nol)
3. Rubah haluan menjadi 180 (Selatan). Biarkan kapal berhaluan 180 selama 2 menit. Kemudian ambil atau pasang atau gerakkan ke samping kanan/kiri magnet batang C (Korektor Q) sehingga memperoleh deviasi pada haluan itu = 0 (nol).
4. Rubah haluan menjadi 270 (Barat). Tunggu kapal berhaluan 270 selama 2 menit, kemudian gerakkan batang B sehingga nilai deviasi pada haluan tersebut menjadi ½ dari nilai sebelum digerakkan.
5. Rubah haluan menjadi 000 (Utara). Setelah 2 menit berhaluan 000 gerakkan mahnet batang C sehingga deviasi menjadi ½ dari nilai sebelumnya.
6. Rubah haluan menjadi 045 atau 135 atau 225 atau 135 kemudian gerakkan bola-bola penimbal mendekati atau menjauh dari pedoman sehingga kesalahan menjadi minimum.
7. Rubah Haluan menjadi 135 atau 225 atau 315 atau 045 (90 dari haluan pada nomor 6), kemudian gerakkan bola-bola penimbal sehingga mengurangi kesalahan menjadi ½ dari nilai sebelumnya.
8. lakukan pemutaran kapal 360 dan tentukan kesalahan setiap perubahan haluan 45 dengan cara membaring benda jauh atau memutar mengelilingi rambu tetap dilaut. Catat hasilnya untuk digunakan sebagai dasar pembuatan daftar/kartu deviasi (deviation card).

b. Asas-asas penimbalan :
1. Gaya magnetis yang menyebabkan deviasi , dilenyapkan oleh gaya yang sama dan sejenis, tetap yang bekerja pada arah yang berlawanan.
2. Kutub permanen pada kapal harus ditimbal oleh magnet permanen.
3. Kutub transien pada besi lunak vertikal ditimbal oleh massa besi lunak vertikal.
4. Kutu transien pada besi lunak horizontal harus ditimbal oleh massa besi lunak horizontal yang sejenis.


No comments:

Post a Comment