KOMPAS
DAN SISTEM KEMUDI
1. a. Tilting
adalah perubahan sudut yang terjadi antara permukaan bumi (arah
horizontal) dan poros gyroscope dalam arah vetical yang disebabkan
oleh komponen horizontal dari putaran bumi.
b. Drifting
adalah perubahan sudut yang terjadi antara garis meridian bumi dengan
poros gYroscope dalam arah horizontal yang disebabkan oleh komponen
vertikal dari putaran bumi.
c. Praesesi adalah apabila
sebuah gasing mendapat gaya dari luar, maka gasing akan
bergerak/menyimpang dengan arah tegak lurus terhadap gaya tersebut.
d. Inertia adalah suatu gaya
yang dimiliki oleh sebuah gasing untuk mempertahankan kedudukannya
terhadap angkasa raya.
2. a. Kesalahan
garis layar pada pedoman magnit adalah kesalahan yang terjadi apabila
letak garis layar tidak sejajar dengan garis lunas kapal.
b. Cara
memeriksa ketepatan garis layar :
1. Pada pedoman yang diletakkan
tepat di atas bidang lunas linggi kapal:
a. Didirikan
sebuah tonggak kayu, tepat di atas lunas linggi di depan pedoman pada
jarak yang cukup , misalnya di ujung haluan.
b. Baringlah tonggak tersebut
dan pada saat yang sama lihatlah penunjukan skala derajat oleh garis
layar.
c. Bila kedua ujung penunjukan
adalah sama, berarti letak garis layar sudah tepat.
2. Pada pedoman yang diletakkan
tidak pada lunas linggi kapal :
a. Tentukan jarak melintang
pedoman ke bidang lunas linggi.
b. Dirikan sebuah tonggak kayu
pada suatu jarak yang cukup jauh di depan pedoman pada jarak
melintang dari lunas linggi yang sama dengan jarak pedoman ke lunas
linggi.
c. Baringlah
tonggak tersebut, dan pada saat yang sama lihatlah penunjukan skala
derajat oleh garis layar.
d. Bila kedua penunjukan sama,
maka letak garis layar sudah tepat.
3. a. Hukum Gasing I :
Poros suatu gasing yang
berputar sangat cepat, yang terpasang bebas dalam 3 bidang , salah
satu ujung porosnya akan menunjuk ke suatu titik tetap di angkasa.
Hukum Gasing II :
Apabila poros sebuah gasing
yang berputar sangat cepat bekerja suatu kopel, maka poros itu tidak
bergerak dalam bidang kopel tersebut, melainkan bergerak ke suatu
arah yang tegak lurus terhadapnya.
b. Cara
memanfaatkan gyroscope agar dapat dipergunakan sebagai pedoman gasing
:
Dengan cara mengkombinasikan
antara sifat –sifat gyroscope dan sifat-sifat bumi, yaitu dengan 2
tingkat kebebasan dan tingkat kebebasan ketiga yang terbatas. Dengan
cara ini diusahakan agar poros gasing mendatar dan mengarah ke kutub
utara bumi. 2 sistem yang digunakan untuk kepentingan tersebut adalah
“Top heavy controlled gyro-scope” dan “Bottom heavy controlled
gyro-scope”.
4. a. Alat-alat
penimbal pedoman magnit yang akan digunakan untuk maksud penimbalan :
1. Magnet – magnet tetap :
- Korektor P (Batang C)
- Korektor Q (Batang B)
2. Batang-batang flinder
(Flinder bars)
3. Korektor D
4. Magnet senget.
b. Hal-hal yang harus dilakukan
agar kapal siap dilakukan penimbalan :
1. Kapal harus duduk tegak,
juga pada penimbalan simpangan senget.
2. Kapal harus diusahakan
duduk dengan sarat rata-rata (even keel)
3. Semua bagian besi harus
berada di tempat-tempat seperti keadaan sedang berlayar. Atau dengan
kata lain, kapal harus siap laut secara magnetis.
4. Kapal tidak boleh berada di
dekat massa besi yang besar seperti : dok, tongkang, pabrik, dan
sejenisnya.
5. a. Prosedur
memutar kapal dalam proses penimbalan :
1. Pada
waktu kapal sedang berlayar, kemudikan haluan Utara (000) dan stel
magnet senget sehingga memperoleh oscilasi yang minimum.
2. Rubah haluan menjadi 090
(Timur). Setelah berhaluan 090 lebih dari 2 menit, ambil atau pasang
atau gerakkan ke depan/belakang batang magnet B (Korektor P) untuk
menjadikan deviasi = 0 (nol)
3. Rubah haluan menjadi 180
(Selatan). Biarkan kapal berhaluan 180 selama 2 menit. Kemudian ambil
atau pasang atau gerakkan ke samping kanan/kiri magnet batang C
(Korektor Q) sehingga memperoleh deviasi pada haluan itu = 0 (nol).
4. Rubah haluan menjadi 270
(Barat). Tunggu kapal berhaluan 270 selama 2 menit, kemudian gerakkan
batang B sehingga nilai deviasi pada haluan tersebut menjadi ½ dari
nilai sebelum digerakkan.
5. Rubah haluan menjadi 000
(Utara). Setelah 2 menit berhaluan 000 gerakkan mahnet batang C
sehingga deviasi menjadi ½ dari nilai sebelumnya.
6. Rubah haluan menjadi 045
atau 135 atau 225 atau 135 kemudian gerakkan bola-bola penimbal
mendekati atau menjauh dari pedoman sehingga kesalahan menjadi
minimum.
7. Rubah
Haluan menjadi 135 atau 225 atau 315 atau 045 (90 dari haluan pada
nomor 6), kemudian gerakkan bola-bola penimbal sehingga mengurangi
kesalahan menjadi ½ dari nilai sebelumnya.
8. lakukan pemutaran kapal 360
dan tentukan kesalahan setiap perubahan haluan 45 dengan cara
membaring benda jauh atau memutar mengelilingi rambu tetap dilaut.
Catat hasilnya untuk digunakan sebagai dasar pembuatan daftar/kartu
deviasi (deviation card).
b. Asas-asas
penimbalan :
1. Gaya
magnetis yang menyebabkan deviasi , dilenyapkan oleh gaya yang sama
dan sejenis, tetap yang bekerja pada arah yang berlawanan.
2. Kutub permanen pada kapal
harus ditimbal oleh magnet permanen.
3. Kutub transien pada besi
lunak vertikal ditimbal oleh massa besi lunak vertikal.
4. Kutu transien pada besi
lunak horizontal harus ditimbal oleh massa besi lunak horizontal yang
sejenis.
No comments:
Post a Comment